Upaya pemerintah dalam menangani bencana yang melanda sejumlah wilayah di Tanah Air kembali diperkuat melalui instruksi terbaru Presiden Prabowo Subianto. Perintah tersebut menekankan pentingnya pengerahan seluruh potensi nasional untuk menghadapi bencana banjir dan tanah longsor yang menerjang Aceh, Sumatera Utara (Sumut), hingga Sumatera Barat (Sumbar). Arahan ini menjadi sinyal jelas bahwa pemerintah ingin respons yang cepat, terkoordinasi, dan menyeluruh.
Instruksi dari Presiden itu disampaikan melalui Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno. Pesan tersebut kemudian kembali ditegaskan di hadapan sejumlah pimpinan instansi, mulai dari Kepala BNPB, perwakilan TNI-Polri, hingga unsur pemerintah daerah Sumatera Utara. Pertemuan berlangsung di Bandar Udara Silangit, Tapanuli Utara, dalam agenda Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana.
Menurut Pratikno, Presiden memberi mandat untuk mengerahkan seluruh kekuatan nasional dalam menangani banjir di tiga provinsi yang sedang dilanda bencana. Presiden juga menginginkan seluruh sumber daya berfokus pada upaya tanggap darurat yang harus dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin.
“Presiden memerintahkan untuk menambah seluruh kekuatan nasional, fokus untuk penanganan tanggap darurat secepat-cepatnya. Mengerahkan evakuasi, mengerahkan logistik, perlindungan pengungsi, kemudian mengerahkan tenaga kesehatan, memulihkan infrastruktur, transportasi, komunikasi, juga kawal di lapangan,” ujar Pratikno.
Pratikno menuturkan bahwa pemerintah telah mendistribusikan berbagai bantuan, termasuk pemulihan jaringan komunikasi di titik-titik terdampak bencana di Aceh, Sumut, hingga Sumbar. Ia menjelaskan bahwa proses evakuasi warga juga terus dipercepat guna meminimalkan risiko lanjutan di lapangan.
“Tadi sudah dilaporkan, pemberian logistik terus mengalir dari pemerintah maupun lembaga non-pemerintah. Di beberapa titik akan terus bertambah dan akan terus didistribusikan. Jadi ini seluruh kekuatan nasional dikerahkan untuk mempercepat tanggap darurat dan segera memulihkan semuanya,” jelasnya.
Seiring dengan penanganan awal, pemerintah juga menyiapkan langkah lanjutan untuk fase pemulihan pascabencana. Rencana rehabilitasi dan rekonstruksi mulai dirancang agar proses pemulihan berjalan berkesinambungan dan tidak menimbulkan hambatan dalam jangka panjang.
“Di saat yang sama kami juga menyiapkan skenario untuk pemulihan. Rehabilitasi dan rekonstruksi. Tentu saja kita fokus ke tanggap darurat, tapi tahapan skenario rehabilitasi, rekonstruksi, kita siagakan,” tuturnya.
Salah satu prioritas yang kini dikebut adalah penyediaan hunian sementara bagi warga yang kehilangan rumah. Pemerintah memulai percepatan pengadaan fasilitas tersebut agar masyarakat terdampak dapat segera mendapatkan tempat tinggal yang aman dan layak.
“Ada beberapa hal yang perlu diprioritaskan. Saya sudah diskusi dengan Menko Infrastruktur tentang bagaimana pemulihan secara cepat bisa dilakukan termasuk untuk hunian sementara,” ujarnya.
“Kita akan dukung bagaimana resources dikerahkan. Tapi tentu saja bukan hanya pengerahan sumber daya, tapi bagaimana sinergis di lapangan,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Pratikno juga menyampaikan apresiasi kepada para petugas dan relawan yang bekerja tanpa kenal lelah di lapangan. Mereka dinilai menjadi garda terdepan dalam percepatan penanganan bencana yang melanda sejumlah wilayah tersebut.
“Terima kasih kepada personel TNI, Polri, Pemda yang bekerja keras untuk hunian sementara bisa dilakukan sambil nanti kita rehabilitasi dan rekonstruksi juga akan segera dilakukan,” ucapnya.
Dengan perintah langsung Presiden dan kolaborasi lintas sektor, pemerintah berharap proses penanganan bencana dapat berjalan lebih efektif, cepat, serta mampu meminimalkan dampak yang dirasakan masyarakat. Tragedi ini diharapkan menjadi momentum penguatan kesiapsiagaan dan soliditas nasional dalam menghadapi bencana di masa mendatang.






