Prabowo Nilai Pertemuan Trump–Xi Bisa Jadi Titik Balik Perdamaian Global

Sahrul

Presiden Prabowo Subianto menanggapi secara positif pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang berlangsung di Korea Selatan. Ia menilai, pertemuan dua pemimpin negara adidaya tersebut bisa menjadi momentum penting untuk mencairkan ketegangan global yang selama ini menghangat akibat persaingan ekonomi dan politik internasional.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo di sela kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025, di mana ia menjelaskan suasana forum yang dihadiri oleh berbagai kepala negara. Menurutnya, hampir seluruh pemimpin menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya ketidakpastian global dan situasi geopolitik yang kian rapuh.

Masing-masing menyampaikan, kan sekarang situasi dunia penuh ketidakpastian, seolah ada perang tarif, kemudian geopolitik masih sangat rawan, banyak sekali konflik. Kita berusaha untuk menurunkan suhu, meredakan,” kata Prabowo dalam keterangannya yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (31/10/2025).

Dalam suasana diplomatik yang penuh kehati-hatian itu, Prabowo turut menyoroti langkah Donald Trump dan Xi Jinping yang bertatap muka menjelang KTT APEC. Ia menyambut baik sinyal positif dari pertemuan dua tokoh besar tersebut, terutama mengingat hubungan kedua negara sempat memburuk akibat perang dagang berkepanjangan.

Alhamdulillah, ketemu Presiden Trump dari Amerika, jumpa dengan Presiden Xi Jinping. Saya dengar juga suasananya positiflah,” ujarnya.

Prabowo menegaskan, pertemuan itu menjadi angin segar bagi dunia internasional. Menurutnya, stabilitas global dan ketenangan ekonomi sangat bergantung pada hubungan baik antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut. “Dan ini yang kita harapkan, karena akan sangat memengaruhi ketenangan dunia. Dan ekonomi dunia sangat tergantung ketenangan,” ujar Prabowo.

Sebagai informasi, pertemuan antara Trump dan Xi Jinping berlangsung di Pangkalan Udara Gimhae, Busan, Korea Selatan, pada Kamis (30/10) pagi waktu setempat. Pertemuan tersebut menandai momen penting setelah enam tahun tanpa dialog tatap muka antara keduanya, sekaligus menjadi yang pertama sejak Trump kembali menempati Gedung Putih pada Januari 2025.

Keduanya tampak saling berjabat tangan sebelum memulai pembicaraan yang berlangsung di sela-sela KTT APEC. Dalam kesempatan itu, Trump menyampaikan optimismenya bahwa pertemuan tersebut akan membawa hasil yang konstruktif bagi kedua negara. Ia bahkan menyebut Xi sebagai sosok “negosiator tangguh” yang memiliki tekad kuat dalam membangun hubungan diplomatik.

Sementara itu, Xi Jinping menyampaikan rasa senangnya bisa kembali berdialog langsung dengan Trump. Ia menegaskan pentingnya kerja sama antara dua negara besar itu demi menjaga keseimbangan dunia yang tengah dilanda ketegangan. Xi juga menyatakan komitmennya agar hubungan Beijing dan Washington DC tidak sekadar diwarnai persaingan, tetapi juga diisi dengan kolaborasi positif.

China dan AS dapat bersama-sama memikul tanggung jawab kita sebagai negara-negara besar dan bekerja sama untuk mencapai lebih banyak hal besar dan konkret demi kebaikan kedua negara dan seluruh dunia,” kata Xi saat pembicaraan dengan Trump dimulai.

Pertemuan Trump–Xi tersebut dinilai sejumlah analis internasional sebagai titik awal mencairnya hubungan dua raksasa dunia setelah bertahun-tahun dirundung ketegangan dagang, teknologi, dan militer. Bagi banyak pihak, termasuk Prabowo, dialog antara Washington dan Beijing ini diibaratkan seperti hembusan angin damai yang diharapkan mampu meredam panasnya suhu geopolitik dunia dan membuka jalan menuju stabilitas global yang lebih berkelanjutan.

Also Read

Tags