Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, melakukan perjalanan dengan menggunakan transportasi umum, TransJakarta, pada hari ini. Dalam kesempatan itu, Pramono berinteraksi dengan warga disabilitas yang turut menggunakan layanan tersebut. Sebagai bagian dari evaluasi dan pengamatan langsung terhadap kenyamanan aksesibilitas, ia bertanya kepada penumpang disabilitas mengenai tantangan yang mereka hadapi selama perjalanan.
Dalam balutan seragam dinas putih, Pramono terlihat turun dari TransJakarta di Halte Tosari 3. Halte ini menjadi titik pemberhentiannya karena ia akan melanjutkan perjalanan menuju acara pencanangan infrastruktur konektivitas terintegrasi di kawasan Dukuh Atas, yang melibatkan digitalisasi dan penyatuan layanan transportasi untuk berbagai kelompok masyarakat. Setelah turun, ia melanjutkan langkah menuju Gedung Transportasi Hub MRT Jakarta yang terletak sekitar 200 meter dari lokasi berhentinya.
Sepanjang perjalanannya menuju gedung tersebut, Pramono menyapa sejumlah warga, termasuk petugas PPSU (Penanganan Prasarana dan Sarana Umum), yang tengah bekerja di sekitar kawasan itu. Di tengah perjalanan, ia berbincang lebih lanjut dengan beberapa penumpang disabilitas yang ia temui dalam perjalanan. Dalam percakapan itu, ia menggali pengalaman mereka menggunakan transportasi umum, khususnya mengenai aksesibilitas halte-halte yang ada.
“Saya tanyakan berapa kali dia pindah dan apakah dia menghadapi kesulitan. Selalu yang menjadi persoalan disabilitas itu belum semua halte ramah terhadap mereka,” ujar Pramono, mengungkapkan hasil percakapannya dengan warga disabilitas. Menurutnya, hal tersebut menjadi masalah yang perlu perhatian khusus dari pemerintah, agar transportasi umum di Jakarta semakin ramah dan inklusif bagi penyandang disabilitas.
Gubernur Pramono menyatakan komitmennya untuk mengevaluasi fasilitas umum di Jakarta, terutama halte-halte, guna memastikan bahwa fasilitas tersebut lebih mudah diakses oleh penyandang disabilitas. “Dia tiga kali turun dan relatif sudah ramah, sehingga dengan demikian untuk membuat halte-halte menjadi ramah kepada disabilitas, salah satu hal yang akan kami lakukan adalah evaluasi,” tambahnya.
Dalam upaya mendukung keberlanjutan dan kemudahan mobilitas bagi seluruh lapisan masyarakat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menggunakan transportasi umum setiap hari Rabu. Aturan ini tercantum dalam Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2025. Dengan kebijakan ini, ASN akan memanfaatkan transportasi umum baik untuk berangkat kerja, tugas dinas, maupun pulang kerja. Selain itu, ASN juga mendapat akses gratis untuk menggunakan TransJakarta dan MRT Jakarta pada hari Rabu.
“Setiap hari Rabu kami akan ‘setengah memaksa’ semua ASN di Jakarta untuk naik angkutan umum. Maka fasilitas kendaraan dinas tidak kami siapkan di hari tersebut,” jelas Pramono. Kebijakan ini bukan hanya bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan polusi, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan transportasi umum yang ramah lingkungan.
Dengan langkah-langkah ini, DKI Jakarta berharap dapat mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan, sembari memastikan bahwa transportasi umum dapat diakses oleh semua orang, tanpa terkecuali. Kebijakan ini juga menjadi bagian dari upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih ramah lingkungan, sekaligus meningkatkan kualitas mobilitas bagi seluruh warga ibu kota.