Samsung Gratiskan Teknologi DeX ke Android, Ini Implikasinya

Sahrul

Apa jadinya jika sebuah teknologi yang semula hanya bisa dinikmati segelintir orang, kini dibuka untuk khalayak luas? Itulah yang tengah terjadi pada Samsung DeX, fitur revolusioner yang mengubah ponsel menjadi perangkat seperti komputer desktop. Kini, teknologi tersebut tak lagi eksklusif untuk lini Galaxy—karena Android 16 resmi mengadopsinya sebagai fitur standar.

Langkah ini tak terjadi dalam sekejap. Ia lahir dari perjalanan panjang, hasil dari persahabatan teknologi antara dua raksasa: Samsung dan Google. Dalam sebuah diskusi eksklusif bersama media Asia Tenggara, Sally Hyesoon Jeong, EVP dan Kepala Tim Framework R&D Samsung, mengonfirmasi bahwa kehadiran mode desktop di Android 16 adalah buah dari kolaborasi mendalam dengan Google.

“Tim Google sangat tertarik dengan fungsi DEX dan mengusulkan kolaborasi. DeX telah berjalan di Android untuk waktu yang lama. Bisa dikatakan kami berkontribusi pada DEX untuk menjadi fitur umum Android,” ujarnya.

“Alasan kami melakukannya adalah karena DEX memiliki potensi untuk masa depan. Jadi, alih-alih hanya menjadi fungsi Samsung, kami berencana untuk mengembangkannya lebih lanjut sebagai fungsi Android, dan bekerja sama lebih erat dengan Google di bidang tersebut ke depannya,” lanjut Sally.

Dari ‘Anak Tunggal’ Jadi Fitur Bersama

DeX, yang sebelumnya seperti anak emas di dalam rumah Samsung, kini berubah menjadi aset bersama yang dibagikan kepada seluruh keluarga Android. Ini tak ubahnya Samsung menghibahkan warisan teknologi yang telah mereka bangun sejak lama kepada komunitas pengguna Android global.

Keputusan ini juga memperkuat transformasi hubungan antara Samsung dan Google. Jika dulu Samsung hanya mengikuti arah kebijakan Android, kini mereka ikut menggambar peta jalan ke masa depan bersama-sama.

“Awalnya kami hanya mengikuti aturan Google. Tapi sejak perangkat lipat dan pengembangan AI, kami mulai benar-benar mengembangkan fitur bersama, dari desain sampai peluncuran,” ujarnya.

Galaxy: Laboratorium Masa Depan Android

Samsung tampaknya telah menjadi ruang eksperimen utama bagi fitur-fitur Android terbaru. Sebelum DeX hadir secara luas, Galaxy sudah lebih dulu mencicipinya. Bahkan, banyak fitur penting Android saat ini ternyata lahir lebih dulu di perangkat Samsung, seperti multi-window yang pertama kali tampil di Galaxy Note 2, dan UI adaptif untuk layar lipat yang dibangun bersama Google.

Kolaborasi dua raksasa ini tak hanya melahirkan DeX, tapi juga sejumlah fitur seperti Now Bar, Trunk Stable, dan integrasi kecerdasan buatan Gemini. Galaxy tak lagi hanya perangkat keras, melainkan wadah tempat masa depan Android diuji coba sebelum resmi dirilis secara global.

“Bisa jadi, ke depan kita akan melihat fitur-fitur lain seperti Galaxy AI, Flex Mode, atau Object Eraser ikut menyebar ke Android secara umum,” ujar Sally.

Kesimpulan: Android Makin Kaya Berkat Galaxy

Apa yang dilakukan Samsung ibarat membuka gerbang teknologi masa depan dan membiarkan angin inovasi menyebar ke seluruh ekosistem Android. Kini, dengan DeX bukan lagi eksklusif Galaxy, pengguna Android lain bisa merasakan pengalaman desktop langsung dari genggaman.

Kisah ini bukan hanya soal teknologi yang dilepas, tapi juga tentang kemitraan yang berkembang — dari sekadar berbagi panggung, menjadi rekan duet pengubah arah industri.

Also Read

Tags

Leave a Comment