Bogor kembali diselimuti duka mendalam setelah tragedi ambruknya bangunan majelis taklim di Kecamatan Ciomas, Jawa Barat. Peristiwa yang terjadi ketika ratusan warga berkumpul untuk memperingati Maulid Nabi itu menelan korban jiwa hingga empat orang. Salah satu korban, Yuli, sempat berjuang mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.
“Update laporan saat ini korban meninggal dunia menjadi empat orang. Korban atas nama Yuli meninggal di RS UMMI,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor M Adam Nugraha, Minggu (7/9/2025).
Identitas Korban Jiwa
Empat orang yang kehilangan nyawa dalam peristiwa memilukan ini diketahui meninggal saat tengah mendapatkan perawatan di tiga rumah sakit berbeda di Kota Bogor. Mereka terdiri dari:
- Ibu Irni Susanti, warga Kampung Ciapus, Sukamakmur, Ciomas, berpulang di RS Medika Dramaga.
- Ibu Ulan, penduduk Kampung Ciapus, Sukaluyu, Tamansari, wafat di RS PMI Bogor.
- Ibu Nurhayati, warga Kampung Kompas, Desa Sukaluyu, Tamansari, juga meninggal di RS PMI.
- Ibu Yuli, berasal dari Desa Sukamakmur, tutup usia di RS UMMI.
Daftar nama ini kini menjadi saksi bisu bahwa kegiatan keagamaan yang seharusnya membawa ketenangan justru berakhir menjadi lautan tangis bagi keluarga korban.
Bupati Tinjau Lokasi Kejadian
Bupati Bogor, Rudy Susmanto, langsung meninjau lokasi majelis taklim yang runtuh tersebut. Ia menyampaikan bahwa jumlah korban luka mencapai puluhan orang, sebagian mengalami cedera serius dan sebagian lainnya luka ringan.
“(Majelis ambruk) mengakibatkan tiga orang meninggal dunia, dan 84 orang luka berat maupun luka ringan. Hari ini (korban luka) ditangani di beberapa rumah sakit yang ada di sekitar kabupaten dan kota Bogor,” kata Rudy usai meninjau bangunan majelis ambruk di Ciomas, Bogor, Minggu (7/9).
Jumlah korban luka-luka mencapai 84 orang. Mereka dilarikan ke sejumlah fasilitas kesehatan di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor untuk mendapatkan perawatan medis, mulai dari tindakan darurat hingga rawat inap.
Kronologi Peristiwa
Rudy menuturkan, tragedi itu terjadi pada Minggu pagi ketika ratusan jamaah berkumpul di Majelis Taklim Ashobiyyah untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Antusiasme warga begitu besar hingga jumlah peserta mencapai lebih dari 150 orang, didominasi oleh kaum ibu.
Namun, bangunan majelis ternyata tak sanggup menahan beban kerumunan yang membludak. Seperti dinding rapuh yang akhirnya tak kuasa menahan tekanan, bagian konstruksi pun ambruk dan menimpa jamaah yang sedang khusyuk mengikuti acara.
“Pagi hari tadi, majelis taklim ashobiyyah yang tengah melaksanakan Maulid Nabi, pada saat melaksanakan acara kegiatan maulid nabi yang diikuti kurang lebih sekitar 150 peserta jamaah ibu-ibu. Karena kelebihan kapasitas maka terjadi bencana yaitu tempat tersebut rubuh,” imbuhnya.
Gelombang Duka dan Tanggung Jawab
Peristiwa ini tidak hanya menyisakan luka bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi peringatan tentang pentingnya aspek keselamatan dalam setiap penyelenggaraan kegiatan masyarakat. Sebuah tempat ibadah yang seharusnya menjadi rumah spiritual dan ruang penguatan keimanan, kini berubah menjadi simbol kehancuran akibat kelalaian pada kapasitas bangunan.
Gelombang duka masih terasa di Ciomas, terutama di lingkungan para korban. Tangisan keluarga bercampur dengan doa yang dipanjatkan, seakan mengingatkan bahwa setiap detik kebersamaan bisa berubah menjadi perpisahan. Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan evaluasi terhadap kondisi bangunan serupa agar tragedi serupa tidak kembali terulang.