Varian Baru Flu Burung Ditemukan! Sapi Perah di Nevada Terinfeksi

Rohmat

Pejabat Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengungkapkan bahwa sapi perah di Nevada telah terpapar varian flu burung terbaru yang berbeda dari jenis yang telah menyebar di peternakan AS sejak tahun lalu. Pernyataan ini disampaikan pada Rabu (5/2), menyoroti perkembangan baru dalam penyebaran virus.

Penemuan ini menunjukkan bahwa virus influenza tipe A H5N1 memiliki lebih dari satu jalur penularan, dengan setidaknya dua kali berpindah dari burung liar ke hewan ternak.

Ancaman Baru dalam Penyebaran Virus

Para pakar kesehatan mengungkapkan bahwa adanya varian berbeda dari flu burung ini menimbulkan tantangan dalam pengendalian penyebaran, baik pada hewan ternak maupun individu yang berinteraksi langsung dengan mereka.

“Saya selalu mengira penularan dari burung ke sapi merupakan kejadian yang sangat langka. Ternyata itu tidak benar,” ujar Richard Webby, pakar influenza dari Rumah Sakit Penelitian Anak St. Jude, sebagaimana dilaporkan oleh Associated Press.

Para ilmuwan mengonfirmasi bahwa varian virus H5N1 B3.13 mulai masuk ke peternakan sejak akhir tahun 2023 dan resmi terdeteksi pada Maret. Hingga saat ini, lebih dari 950 hewan ternak di 16 negara bagian AS telah terinfeksi. Sementara itu, varian lain yang lebih baru, D1.1, pertama kali dikonfirmasi keberadaannya di Nevada pada Jumat pekan lalu, menurut laporan USDA.

Pihak berwenang mengidentifikasi keberadaan virus ini dalam sampel susu yang dikumpulkan sebagai bagian dari program pemantauan yang dimulai pada Desember 2024.

Pentingnya Pengujian dan Pengawasan Ketat

“Sekarang kita tahu mengapa sangat penting untuk menguji dan terus menguji,” kata Angela Rasmussen, pakar virologi dari Universitas Saskatchewan, Kanada, yang sebelumnya berperan dalam mengidentifikasi kasus penularan pertama.

Varian D1.1 dikaitkan dengan kematian pertama akibat flu burung di AS dan penyakit serius di Kanada. Seorang individu di Louisiana meninggal pada Januari setelah mengalami gangguan pernapasan parah akibat kontak dengan burung liar dan unggas rumahan.

Di British Columbia, seorang remaja putri harus menjalani perawatan intensif selama berbulan-bulan setelah tertular virus yang berasal dari unggas. Di AS, setidaknya 67 orang telah dikonfirmasi terinfeksi flu burung, dengan sebagian besar kasus melibatkan pekerja peternakan sapi perah atau individu yang memiliki kontak erat dengan hewan tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Langkah Lanjutan dalam Penanganan Virus

USDA berencana mengunggah data urutan genetik dan informasi lain mengenai varian terbaru virus ini ke dalam basis data publik pada akhir pekan ini. Langkah ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai pola penyebaran dan tingkat adaptasi virus.

Para ilmuwan menekankan bahwa memahami bagaimana virus ini menyebar sangat krusial untuk menentukan apakah wabah ini merupakan insiden baru atau sudah terjadi dalam kurun waktu lebih lama tanpa terdeteksi.

“Jika ternyata ini adalah sesuatu yang telah menular ke sapi beberapa bulan lalu, beberapa bulan adalah waktu yang lama untuk tidak mendeteksinya,” ujar Michael Worobey, ahli biologi evolusi dari Universitas Arizona yang telah meneliti virus H5N1 pada sapi.

Ia juga memperingatkan bahwa transparansi dalam berbagi informasi tentang virus ini sangat penting, mengingat potensi ancaman pandemi yang lebih besar.

“Membiarkan virus ini menyebar tanpa kendali bisa membuat Covid tampak seperti masalah kecil,” ungkapnya.

Also Read

Tags

Leave a Comment