Sejumlah raksasa teknologi asal Negeri Tirai Bambu dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah besar yang bisa mengguncang dominasi Android di pasar global. Di tengah memanasnya relasi dagang antara Washington dan Beijing, muncul isu bahwa Xiaomi, Oppo, Vivo, dan OnePlus tengah menggodok sistem operasi baru yang bisa menggantikan peran Android, terutama yang terikat pada layanan milik Google.
Langkah ini disebut-sebut sebagai upaya antisipatif terhadap potensi hambatan yang mungkin muncul, mengingat sejarah kelam yang pernah menimpa Huawei. Kala itu, perusahaan tersebut diblokir oleh pemerintah Amerika Serikat dan masuk daftar entitas terbatas, yang secara otomatis memutus pasokan teknologi dari perusahaan-perusahaan AS, termasuk Google. Akibatnya, Huawei terpaksa berjalan di jalur sunyi tanpa Google Mobile Services (GMS) dan mengembangkan jalan pintasnya sendiri melalui sistem bernama HarmonyOS.
Kini, skenario serupa diduga memicu spekulasi bahwa keempat brand ponsel besar itu sedang menjalin komunikasi untuk membentuk sistem operasi mandiri. Tujuan utamanya adalah membangun platform perangkat lunak yang tidak bergantung pada layanan ekosistem Google, menciptakan semacam jalur tol digital yang dibangun oleh tangan sendiri.
Menurut kabar yang beredar, Xiaomi telah mengambil langkah awal lewat pengembangan HyperOS 3, yang diklaim sebagai pondasi bagi ekosistem baru yang sepenuhnya berdikari. “Belum diketahui apakah platform baru ini akan kompatibel dengan aplikasi Android yang sudah ada, atau mengikuti jejak Huawei yang meluncurkan HarmonyOS Next tanpa dukungan untuk Android,” tulis laporan Phone Arena, Sabtu (3/5/2025).
Tak menutup kemungkinan bahwa Huawei akan ikut andil dalam proyek kolaboratif ini, meskipun dalam kapasitas yang belum jelas. Spekulasi bahkan mengarah pada kemungkinan digunakannya teknologi milik Huawei seperti Ark Compiler atau peta digital Petal Maps, namun hingga kini semua masih terbungkus kabut ketidakpastian.
Jika proyek ini benar-benar terwujud, bukan tidak mungkin akan terjadi guncangan besar dalam lanskap industri perangkat lunak global. Terlebih, Xiaomi, Oppo, dan Vivo merupakan tiga dari lima pemain utama dalam pasar smartphone dunia, menjadikan mereka kekuatan kolektif yang cukup untuk mengubah arah angin dalam persaingan sistem operasi mobile global.