Anggota Komisi I DPR RI, Amelia Anggraini, menegaskan pentingnya memberikan sokongan kepada Novi Citra Indriyati, vokalis perempuan dari grup band duo Sukatani, agar terus dapat berkarya di dunia musik.
Sebagai figur yang mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan dan kesenian, Amelia menekankan bahwa Novi layak memperoleh perlakuan yang setara tanpa adanya diskriminasi. Ia menyoroti pentingnya memastikan bahwa kaum perempuan yang aktif berkiprah di ranah publik tidak mengalami ketakutan dalam mengekspresikan kreativitas mereka.
“Saya menyampaikan keprihatinan atas kabar yang beredar mengenai saudari Novi Citra Indriyati, seorang guru honorer sekaligus vokalis band Sukatani, yang mengalami konsekuensi serius setelah menyampaikan kritik sosial melalui musik,” kata Amelia di Jakarta, Senin.
Sebagai bagian dari Komisi I DPR RI yang memiliki tanggung jawab dalam kebebasan berekspresi dan ruang digital, ia menekankan bahwa hak untuk mengemukakan pendapat telah dijamin dalam Pasal 28E Ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945. Pasal tersebut menyatakan bahwa setiap individu berhak untuk meyakini kepercayaan serta menyampaikan gagasan dan sikapnya sesuai dengan nurani mereka.
Amelia juga menambahkan bahwa Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia turut mempertegas hak setiap orang dalam menyuarakan pendapat tanpa tekanan maupun ancaman.
Saat ini, ia tengah berupaya memastikan bahwa prinsip kebebasan berekspresi tetap menjadi hal utama dalam revisi UU Penyiaran yang sedang dibahas di Komisi I DPR RI. Menurutnya, regulasi yang berpotensi membatasi kritik sosial serta kreativitas generasi bangsa di berbagai media, baik konvensional maupun digital, harus dihindari.
“Sebagai mitra kerja Kementerian Komunikasi dan Digital saya juga mendorong kebijakan yang melindungi ruang ekspresi masyarakat tanpa melanggar norma hukum yang berlaku,” ujarnya.
Lebih lanjut, Amelia mengingatkan bahwa musik bukan sekadar hiburan, tetapi juga merupakan sarana komunikasi sosial yang telah menjadi bagian dari perjalanan demokrasi bangsa. Oleh sebab itu, tidak seharusnya ada tekanan terhadap para seniman yang menyampaikan realitas sosial melalui karya mereka.
“Saya berharap semua pihak dapat mengedepankan dialog yang sehat, saling memahami, dan mencari solusi terbaik agar tidak ada ruang bagi pembungkaman kreativitas,” pungkasnya.