Bintang Misterius Melesat di Galaksi, 500 Kali Lebih Cepat dari Proyektil Tercepat

Rohmat

Para ilmuwan mungkin telah mengidentifikasi sebuah bintang kecil, yang kemungkinan memiliki dunia asing di sekitarnya, sedang melesat melalui galaksi kita dengan kecepatan yang luar biasa—sekitar 500 kali lebih cepat dibandingkan proyektil tercepat. Jika benar, sistem ini bisa menjadi yang tercepat yang pernah diamati. Meski begitu, masih terdapat ketidakpastian mengenai sifat asli dari objek bergerak cepat ini dan pendampingnya.

Fenomena ini pertama kali terdeteksi pada tahun 2011 melalui metode “microlensing,” yakni salah satu bentuk lensa gravitasi yang terjadi ketika cahaya melengkung akibat distorsi ruang-waktu oleh objek besar. Para peneliti tidak mengamati secara langsung pasangan objek ini, tetapi melalui pengaruh gravitasi, mereka memperkirakan bahwa salah satu objek memiliki massa sekitar 2.300 kali lebih besar daripada pasangannya. Salah satu hipotesis yang diajukan adalah bahwa pasangan ini terdiri dari sebuah bintang kecil yang dikelilingi oleh sebuah exoplanet raksasa, yang kemungkinan berada di wilayah “tonjolan galaksi” dekat pusat Bima Sakti.

Dalam studi terbaru yang diterbitkan pada Senin (10/2) di The Astronomical Journal, sekelompok ilmuwan mengidentifikasi sebuah bintang baru yang berpotensi menjadi objek lebih besar dari pasangan tersebut. Bintang ini memiliki massa sekitar seperlima dari Matahari dan berjarak sekitar 24.000 tahun cahaya dari Bumi di bagian dalam galaksi kita. Berdasarkan analisis terhadap posisinya dibandingkan dengan penampakan tahun 2011, para peneliti memperkirakan bahwa bintang tersebut bergerak dengan kecepatan setidaknya 1,9 juta km/jam.

Dalam pengamatan terbaru, tidak ditemukan keberadaan planet asing di sekitar bintang ini, yang dapat dimaklumi karena pendeteksian exoplanet memerlukan waktu bertahun-tahun. Namun, berdasarkan ukuran bintang tersebut, para ilmuwan memprediksi bahwa jika ada exoplanet, kemungkinan memiliki massa sekitar 30 kali lebih besar dari Bumi dan mengorbit pada jarak yang setara dengan wilayah antara orbit Venus dan Bumi dalam tata surya kita.

“Kami pikir ini adalah apa yang disebut dunia super-Neptunus (kira-kira 30 kali lebih besar dari planet kita) yang mengorbit bintang bermassa rendah pada jarak yang akan terletak di antara orbit Venus dan Bumi jika berada di tata surya kita,” kata penulis utama studi Sean Terry, seorang peneliti pascadoktoral di Universitas Maryland dan Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.

“Jika demikian, itu akan menjadi planet pertama yang pernah ditemukan mengorbit bintang hypervelocity,” ujar Sean Terry.

Pada kecepatan tersebut, sistem planet ini bergerak melalui galaksi dengan kecepatan sekitar dua kali lipat dari tata surya kita. Bahkan, ada kemungkinan bahwa objek ini bergerak lebih cepat dari perkiraan karena belum ada data pasti mengenai arah pergerakannya relatif terhadap sistem tata surya.

Apabila bintang ini melaju lebih cepat dari 2,1 juta km/jam, maka ia berpotensi memiliki kecepatan pelarian yang cukup untuk meninggalkan Bima Sakti bersama dengan pendamping planetnya, menuju ruang antar-galaksi.

Namun, ada kemungkinan bahwa objek besar yang terdeteksi pada tahun 2011 bukanlah bintang yang sama dengan yang diamati dalam studi terbaru. Oleh karena itu, para peneliti belum bisa memastikan kecepatan geraknya secara akurat.

“Untuk memastikan bintang yang baru diidentifikasi adalah bagian dari sistem yang menyebabkan sinyal 2011, kami ingin melihat lagi di tahun lain dan melihat apakah itu bergerak dalam jumlah yang tepat dan ke arah yang benar untuk mengonfirmasi bahwa itu berasal dari titik di mana kami mendeteksi sinyal,” kata rekan penulis studi David Bennett, ilmuwan penelitian senior di Universitas Maryland, College Park dan NASA Goddard.

Selain itu, ada kemungkinan lain yang dapat menjelaskan fenomena yang diamati pada tahun 2011. Bisa jadi, sepasang objek tersebut bukanlah sistem bintang dan exoplanet, melainkan planet raksasa yang mengembara di angkasa dengan exomoon besar yang mengorbitnya. Jika benar, maka objek ini kemungkinan berlokasi jauh lebih dekat ke Bumi dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.

Jika di masa depan pengamatan menunjukkan bahwa bintang ini tidak bergerak sebagaimana yang diperkirakan, “itu berarti planet nakal dan model exomoon disukai,” kata Aparna Bhattacharya, ilmuwan peneliti di Universitas Maryland dan NASA Goddard.

Also Read

Tags

Leave a Comment