Harga logam mulia produksi PT Aneka Tambang (Antam) pada Senin (3/3/2025) mencatat lonjakan sebesar Rp7.000 per gram, setelah sebelumnya mengalami tren koreksi hingga Rp35.000 dalam empat hari perdagangan pekan lalu. Berdasarkan pembaruan di laman resmi logammulia.com pada pukul 08:03 WIB, nilai emas Antam kini bertengger di angka Rp1.679.000 per gram.
Di sisi lain, tarif pembelian kembali atau buyback emas turut meningkat sebesar Rp7.000, sehingga kini berada di angka Rp1.528.500 per gram. Menyikapi pergerakan ini, seorang pegiat investasi emas asal Malinau, Monica, menyoroti urgensi menyimpan emas sebagai langkah bijak dalam mempertahankan nilai kekayaan.
“Menabung emas memiliki beberapa keunggulan. Saya berbicara spesifik ke emas fisik ya, karena saya lebih memilih emas fisik. Pertama, emas tahan terhadap inflasi, sehingga nilainya cenderung stabil bahkan saat harga barang lain meningkat,” ungkapnya saat dimintai tanggapan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa emas memiliki tingkat likuiditas tinggi, yang berarti dapat dicairkan kapan saja sesuai kebutuhan finansial pemiliknya. “Emas juga memberikan kepastian kepemilikan karena disimpan langsung oleh pemiliknya,” imbuhnya.
Ia turut menambahkan bahwa investasi emas tidak memerlukan dana besar di awal, memungkinkan masyarakat untuk memulainya dengan modal kecil. Hal ini memberikan akses lebih luas bagi individu yang ingin berinvestasi tanpa harus menunggu jumlah dana yang signifikan.
“Saat butuh dana cepat, dapat dijual langsung ke toko emas, pegadaian, atau sesama investor kapan saja, intinya fleksibel,” kata Monica. Masyarakat dianjurkan untuk mempertimbangkan emas sebagai bagian dari strategi investasi mereka guna menjaga dan meningkatkan nilai kekayaan di tengah ketidakpastian ekonomi.
